Puan Minta Pemerintah Atasi Kekeringan di Sejumlah Daerah

Ketua DPR RI, Puan Maharani/dpr.go.id

JAKARTA, FAKTANASIONAL.NET- Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyoroti masalah krisis air yang masih melanda sejumlah daerah di tengah musim pancaroba ini.

Ia meminta Pemerintah untuk mengambil langkah konkret dalam penyelesaian bencana tersebut karena telah menyulitkan kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Akses air bersih yang sangat terbatas telah berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Ini bisa menimbulkan risiko tinggi penyebaran penyakit, dan berdampak pada kesejahteraan hidup rakyat,” kata Puan Maharani, Jumat (1/11/2024).

Sejumlah daerah yang saat ini tengah mengalami krisis air seperti di Lombok Timur dan Lombok Tengah. Krisis air di Lombok tersebut sudah terjadi beberapa bulan ke belakang.

Masyarakat hanya mampu bergantung dengan bantuan air bersih dari pemerintah sekitar 15 liter per hari yang menurut mereka tak cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Alhasil mereka bertahan dengan menyuling air yang ada.

Puan meminta Pemerintah memberi perhatian lebih serius dalam penanganan krisis air bersih ini.

“Hanya bantuan air bersih yang terbatas saja tidak cukup, tapi bagaimana memastikan adanya peningkatan infrastruktur agar menjadi solusi jangka panjang. Apalagi ini sudah berlangsung lama,” ujarnya.

Selain di Lombok, krisis air bersih juga terjadi di Klaten, Jawa Tengah. Sebanyak 7.185 kepala keluarga (KK) atau 23.353 jiwa di kabupaten tersebut terdampak bencana krisis air bersih ini dan hanya bisa mengandalkan bantuan giliran dropping air bersih dari BPBD. Kekeringan di Kabupaten Klaten dialami warga 18 desa yang tersebar di enam wilayah kecamatan sejak bulan Juni lalu. Wilayah lain yang masih dilanda krisis air bersih pun di antaranya seperti di Kota Cilegon, Banten, dan Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.
“Masalah kekeringan masih terjadi terutama di daerah-daerah yang punya struktur geografis perbukitan. Perlu ada langkah preventif dan pemerintah. Terutama penguatan pada fasilitas dalam bentuk sarana prasarana bagi masyarakat terdampak, misalnya perbanyak penampungan air,” tutur Puan. [dnl]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *